meninggalkan Zinedine Zidane untuk Kylian Mbappe, kesuksesan timnas Prancis tak jauh dari bule. Les Bleus, julukan timnas Prancis, juga dua kali berturut-turut mencapai babak semifinal Piala Dunia.
Kemenangan 2-1 atas Inggris seolah menyoroti kekuatan timnas Prancis yang diunggulkan menang lagi sejak awal. Mereka kini bersiap menghadapi Maroko di babak semifinal Piala Dunia 2022.
Sisi Didier Deschamps memiliki kesempatan untuk menjadi tim ketiga dalam sejarah untuk memenangkan Piala Dunia back-to-back. Sebelumnya, hanya Italia dan Brasil yang melakukannya.
Tak bisa dipungkiri, pihak imigrasi berhasil membekali tim dengan logo ayam tersebut. Pada 12 Juli 1998, timnas Prancis menjadi juara Piala Dunia pertama dengan mengalahkan Brasil di stadion Stade de France di Paris.
Bintang dua poin Zinedine Zidane adalah generasi kedua Aljazair dari kelas pekerja Marseille. Dia bertemu pemain dari Armenia, Ghana, Senegal dan Guadeloupe.
Grup bernama Les Bliss mendapat julukan baru dari media: “Black, Blanc, Beur” (hitam, putih dan Arab). Mereka dianggap sebagai contoh cemerlang dari persatuan yang sukses.
Surat kabar Prancis Le Monde menyebut mereka “simbol keragaman dan persatuan nasional”. Jacques Chirac, presiden Prancis saat itu, menggambarkan mereka sebagai “sekelompok tiga warna dan banyak warna” yang menciptakan “citra indah Prancis dan kemanusiaan”.
Dua tahun kemudian, Zidane, Deschamps dan rekan satu timnya mengangkat bendera Prancis di Euro 2000.
Peran pemain asing menjadi bagian penting dari kejayaan sepak bola Prancis. Soalnya, empat dari lima peraih Ballon d’Or Prancis adalah pemain warisan, termasuk Raymond Kopa dari Real Madrid, yang berasal dari keluarga imigran Polandia. Michele Platini, dari Italia; Dan Zinedine Zidane dan Karim Benzema sama-sama orang Aljazair.