Jakarta – Bank Dunia mengumumkan Harga beras Indonesia termahal di ASEAN dalam 10 tahun terakhir, yang dibantah Menteri Pertanian Siahrul Yasin Limpo.
Menurutnya, hingga saat ini harga beras di Indonesia tidak pernah melebihi harga pembelian pemerintah (HPP).
“Kami adalah yang terendah kedua di Asia. Jadi detailnya bisa diperbaiki oleh mereka (Bank Dunia). Informasi apa yang mereka gunakan? Selama perubahan seperti itu, kami bertani, tentu saja, harga juga mengalami guncangan seperti itu. Namun secara umum masih belum lebih tinggi dari HPP yang kami siapkan.
Namun, Mentan tak memungkiri bahwa laporan Bank Dunia itu salah. Ketika Bank Dunia mengambil berbagai data terkait harga beras, ditanyakan database apa yang digunakan Bank Dunia untuk mempublikasikan hasil laporan tersebut.
“Prosesnya kapan? Jika waktu saat ini adalah November, maka Desember adalah waktu yang ditentukan untuk kita. Kami masih bercocok tanam. Menanam 10 juta hektar itu tidak mudah, jadi kalau mau beras maka harganya naik, kalau mau beli beras yang pas itu Maret-April-Juli-Agustus. Ini harga yang sangat (bagus) karena kita sedang berada di puncak panen,” tambah Mentan.
Sementara itu, Dewan Direksi Institut Agroekologi Indonesia (INAgri) menyatakan bahwa tingginya harga beras di Laut Asia Indonesia mungkin saja benar adanya. Namun di kawasan Asia, harga beras di Jepang dilaporkan masih tinggi di kisaran Rp 30.000 per kilogram.
Baca juga: Children’s Life Adventure Park menawarkan kesenangan tanpa batas, literasi digital, dan pendidikan