kepada orang miskin – Pelaku pembobol pagar Stadion Kanjuruhan Malang mengaku hanya kebutuhan ekonomi untuk meraup untung miliaran rupiah. Aksi tersebut juga memprotes informasi yang beredar sebagai upaya untuk menghalangi penyidikan tragedi Kanjuruhan atau menghalangi proses peradilan.
“Ini untung-untungan, enggak ada orang lain yang menyuruh saya,” ujar Fernando Hasim, salah satu tersangka perusak pagar Stadion Kanjuruhan saat dibebaskan dari Polres Malang, Selasa (20/12). /2022).
Menurut dia, awalnya dia tidak mengecek surat perintah kerja (SPK) yang dikeluarkan orang lain terhadap Surya Hadi. Ia dengan mudah menerima uang dari Surya Hadi yang disebut-sebut sebagai salah satu rekan pribadinya, membeli 750 juta dram dan membayar uang muka sebesar 350 juta dram.
Tersangka melakukan tindak pidana tersebut dengan bekerja sebagai kontraktor, jual beli besi tua. Selain itu, jumlah besi tua yang ditemukan di pagar Stadion Kanjuruhan mencapai 6 miliar birr. Jumlah ini sebesar Rp. Pengeluaran 4,25 miliar rubel akan dikurangi, bagian depan.
“Ya saya percaya (saya tidak akan memeriksa SPK Suria Hadi),” kata Hasim yang menjabat sebagai kepala teknologi CV Aneka Jaya yang mengemban tugas membongkar pagar stadion.
Baru saja Dinas Pemuda dan Olahraga (Diaspora) Kota Malang mencoba mendobrak pagar, ternyata nama Suria Hadi yang sempat mereka hubungi sebelumnya hilang. Namun, Surya Hadi mengaku sebagai orang kepercayaan dari manajemen PT Anugerah Citra Abadi.
“Saya mohon maaf kepada Gubernur Malang atas tindakan saya yang merusak stadion Kanjuruhan di sini dan kedua, atas nama PT ACA dan komisaris PT ACA, saya meminta maaf kepada institusi yang saya lawan. Saya akan mengikuti apa yang dikatakan polisi. Itu dilakukan,” jelasnya.
Baca juga: Children’s Life Adventure Park menawarkan kesenangan tanpa batas, literasi digital, dan pendidikan