Jakarta – Tips membangun rumah Ketahanan terhadap gempa harus memiliki landasan yang kokoh. Mengingat gempa yang sering melanda Indonesia, seperti yang terjadi beberapa hari lalu di Sianjur, Jawa Barat, disebabkan oleh letusan gunung berapi dan perubahan lempeng bumi yang membentuk zona patahan.
Membangun rumah yang kuat dan tahan goncangan merupakan harapan dan keinginan banyak orang. Namun, struktur menunjukkan beberapa perlawanan terhadap gerakan tektonik.
Menurut Hilman Ferdinand, pendiri Arquitectura Indonesia, peran arsitek dalam membangun rumah sangat penting untuk mengukur segala kemungkinan.
Dalam hal membangun rumah tahan gempa, menurut Hillman, yang terpenting adalah memperkuat pondasi bangunan.
Hillman mencatat bahwa banyak rumah di daerah pedesaan rusak parah karena kurangnya fondasi dan konstruksi yang kokoh.
“Sarannya, kita harus selalu membangun rumah dengan beton yang tepat dan menggunakan baja terbaik,” ujarnya kepada MNC Portal, Selasa (6/12/2022).
Baca juga: Peduli terhadap penderita kanker, donasi rambut terus berlanjut bersama Lifebuoy dan MNC Peduli.
Menurut Hillman, penggunaan beton bertulang saat ini sudah banyak digunakan di Indonesia, namun terkadang terabaikan dengan pemasangan slip (struktur bangunan di atas pondasi berfungsi untuk meringankan beban pondasi).
“Jika itu tidak terjadi, itu pasti akan membawa penurunan cepat. Selain kekuatan campuran, kekuatan beton bertulang, campuran pasir, kerikil, dan semen yang tepat,” lanjutnya.
Hillman juga mengatakan bahwa jumlah baja yang digunakan untuk memperkuat pondasi rumah harus diperhatikan. Digunakan untuk menambah kekuatan bangunan.
“Hal terburuk adalah tidak akan ada selip, tetapi logam yang sangat umum akan tertekuk dan tidak akan terlihat saat Anda memakainya,” kata Hillman.
Arsitek Indonesia lainnya, Belinda Architects, menambahkan setiap rakitan bata harus diberi pilar atau tiang beton yang kuat untuk memperkuat struktur bangunan.
“Kalau tidak ada, setiap ada getaran ringan, ya getarannya saja,” pungkasnya.